Laman

Selasa, 01 Maret 2016

PUPU (Pocong)

"Ular naga panjangnya~~~"
PUPU © 2016

Story by Maria Himemura


Hai semua, aku datang lagi dengan cerita horor yang tidak bermutu (lagi). Kali ini aku akan bercerita mengenai pengalamanku saat pertama kali melihat makhluk halus. Oke, check it out, guys~

Setiap kali aku menulis cerita pasti diawali dengan suguhan gambar nista, ya? Kenapa? Karena setiap gambar yang ada itu mewakili dan berhubungan dengan cerita yang akan kutulis.


Nah, kali ini gambar yang aku buat dan kucantumkan pada cerita ini adalah gambar tiga buah pupu (baca: makhluk halus berselimutkan kain putih) yang imut-imut dan sedang meloncat-loncat cantik di jalan pada malam hari.

Sesuai dengan gambar tersebut aku ingin mengatakan bahwa makhluk halus pertama kali yang kulihat adalah pupu itu

Kejadiannya sudah lama sekali. Sekitar 15 tahun yang lalu. Lama sekali, ‘kan?

Ya, waktu itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Masih imut-imutnya menjadi seorang anak perempuan manis dan lugu yang sukanya main sama anak cowok. Oke, lupakan.

Aku tinggal bersama budeku untuk sementara waktu di kampung halaman ibuku. Di daerah Yogyakarta. Alhasil aku harus bersekolah di sana dan membiasakan diri untuk mengikuti peraturan yang ada di sana pula.

Sedikit merepotkan memang namun tinggal di rumah budeku juga terhitung menyenangkan karena jauh dari kebisingan dan polusi asap kendaraan yang biasanya mengebul di daerah rumahku.

Setiap malam sebelum tidur, aku diharuskan untuk belajar meskipun tidak ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.

Sekitar jam setengah tujuh, dua keponakan laki-laki budeku datang. Mereka akhirnya ikut belajar bersama denganku di ruang tamu. Aku sebenarnya jarang sekali belajar dengan orang lain jika sudah malam, hanya saja mereka kebetulan datang alhasil kami jadi belajar bersama.

Saat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, kami memutuskan untuk menyudahi kegiatan belajar kami. Kami pun bermain bersama di ruang tamu.

Karena merasa bosan, kami pun iseng membuka pintu rumah dan bermaksud main di teras luar. Namun saat akan keluar kami bertiga berhenti seketika karena melihat sesuatu yang tidak lazim.

Sekitar 25 meter dari jarak kami berdiri, kami melihat tiga makhluk aneh berbungkus kain putih sedang melompat-lompat di jalan raya yang dekat kuburan dengan posisi berbaris.

Rumah budeku dekat dengan jalan raya, hanya dibatasi oleh kebun pisang miliknya dan di depannya lagi ada kebun pisang milik orang lain yang jumlah pohon pisangnya lebih banyak namun jaraknya renggang-renggang. Karena jarak yang renggang tersebut, orang-orang dapat melihat jalan raya dari arah rumah budeku. Di seberang jalan raya terdapat kuburan tua yang juga dapat dilihat dengan mudah dari rumah budeku dan jumlah kuburannya juga banyak.

Karena keadaan itulah kami dapat melihat dengan jelas tiga makhluk pelompat itu ada di jalan raya tersebut. Aku dan dua keponakan budeku pun heboh melihat mereka. Berulang kali kami memastikan apakah benar ketiga makhluk tersebut adalah pupu. Dan memang benar makhluk itu benar adanya.

Bukan hanya itu saja, kami juga melihat gerobak tukang bakso yang tepat berapa di depan ketiga makhluk itu berjalan. Ya berjalan. Tanpa ada tukang baksonya yang mendorong!

Belum selesai di situ saja, tidak lama dari arah yang berlawanan dengan tiga pupu itu, ada mobil berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan yang bisa dikatakan pelan. Lagi-lagi yang mengherankan adalah mobil itu berjalan dengan sendirinya tanpa ada yang mengemudi!

Tau dari mana mobil itu berjalan sendiri? Sok tahu!

Benar, mobil itu berjalan sendiri karena kaca dari mobil tersebut terbuka dan tidak nampak seorang pun di dalam mobil itu.

Aku pun langsung berteriak memanggil budeku karena kami melihat keanehan-keanehan tersebut. Budeku datang dan juga menyaksikan apa yang telah kami bertiga lihat.

Kami semua pun langsung menutup pintu dan lari berhamburan ke dalam rumah. Dengan hebohnya aku dan bude bercerita bahwa ada pupu di jalan kepada pakdeku, sementara dua keponakan budeku hanya mengangguk-anggukan kepala mereka.

Pakdeku tidak percaya dengan apa yang kami ceritakan, kami bahkan sampai gemas dan mengatakan “Swear!” dan “Coba Pakde lihat saja sendiri, deh!” dengan berulang kali namun ia tetap tidak percaya.

Menyerah karena dirasa membuat karangan cerita, aku dan dua keponakan budeku kembali bermain di ruang tamu sementara budeku kembali menonton televisi.

Aku yakin sekali mereka masih panik seperti halnya diriku karena telah melihat sesuatu yang dibilang menyeramkan oleh orang-orang. Tapi takut dikatakan tidak waras, salah lihat, atau sejenisnya kami memilih untuk diam saja pada akhirnya.

Saat aku duduk di ruang tamu aku kembali melihat pintu rumah yang tertutup. Sebenarnya aku penasaran ingin melihat dan memastikan apakah tiga pupu itu masih ada atau tidak, tapi jika melihatnya sendiri aku tidak berani. Aku juga yakin dua keponakan budeku itu juga tidak mau melihatnya lagi.

Aku heran, padahal jam setengah sembilan malam masih terbilang tidak terlalu malam tapi kenapa para makhluk dan beberapa kejadian aneh seperti tadi sudah muncul? Kenapa mereka dengan percaya dirinya menunjukkan wujud mereka di hadapan manusia?

Pusing memikirkan hal yang tidak dapat dijawab olehku sendiri aku memilih untuk melanjutkan acara bermain bersama dengan dua keponakan budeku.

Tidak lama sekitar setengah jam kemudian, adik budeku dan dua anaknya pamit untuk pulang ke rumah.

Aku pun masuk ke kamar dan tidur karena besok harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah.

***

Kenangan entah macam apa itu, aku tidak pernah bisa melupakannya. Mulai sejak pertama kalinya aku melihat makhluk halus itu, aku jadi lebih peka jika ada sesuatu yang mengganjal. Termasuk jika ada wewangian tak lazim yang tercium oleh hidungku.

Agak mengerikan memang jika mengalaminya. Tapi aku termasuk orang yang cuek dengan hal seperti itu meskipun aku juga sebenarnya sering bergidik atau merasakan ketakutan saat melihat “itu” secara langsung, namun aku selalu mencoba untuk bersikap temang dan berdoa ddalam hati.

Percaya saja dengan Tuhan. Tidak perlu dibawa serius hal-hal ghaib yang wujudnya tidak jelas, guys~

Oke, terima kasih yang sudah menyempatka diri membaca cerita tidak jelas ini. Sampai jumpa di lain waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar